8 Praktik Medis Lama yang Lebih Banyak Merugikan daripada Menguntungkan

livingformonday.com – Dalam dunia medis, beberapa praktik yang dulunya dianggap sebagai solusi efektif kini terbukti lebih merugikan daripada menguntungkan. Berikut adalah delapan praktik medis lama yang telah dipertanyakan efektivitasnya dan dapat menimbulkan risiko bagi pasien.

1. Pengobatan dengan Aseton

Penggunaan aseton untuk mengobati berbagai kondisi kulit, seperti eksim, pernah populer. Namun, aseton dapat menyebabkan iritasi kulit yang parah dan memperburuk kondisi yang ada, menjadikannya lebih berbahaya daripada bermanfaat.

2. Tindakan Bedah untuk Mengobati Sakit Kepala

Dulu, beberapa dokter melakukan bedah otak untuk mengatasi sakit kepala kronis. Namun, penelitian menunjukkan bahwa tindakan ini tidak hanya berisiko tinggi tetapi juga sering kali tidak efektif, dengan banyak pasien mengalami komplikasi serius.

3. Penggunaan Kelenjar Tiroid Hewan

Sebelum pengembangan obat sintetis, kelenjar tiroid hewan digunakan untuk mengobati hipotiroidisme. Praktik ini berisiko karena dapat menyebabkan reaksi alergi dan dosis yang tidak tepat, yang berpotensi membahayakan pasien.

4. Terapi Elektrokonvulsif (ECT) Tanpa Anestesi

Sebelum adanya anestesi, terapi elektrokonvulsif dilakukan tanpa penghilang rasa sakit. Praktik ini menyebabkan trauma psikologis dan fisik yang signifikan bagi pasien, dan kini ECT dilakukan dengan anestesi untuk mengurangi rasa sakit.

5. Pengobatan dengan Kelelawar

Di beberapa budaya, kelelawar digunakan dalam pengobatan tradisional untuk berbagai penyakit. Namun, praktik ini berisiko tinggi karena dapat menularkan penyakit zoonosis, termasuk rabies.

6. Phlebotomy (Pengeluaran Darah)

Pengeluaran darah untuk mengobati berbagai penyakit, termasuk demam dan hipertensi, pernah menjadi praktik umum. Namun, metode ini terbukti tidak efektif dan dapat menyebabkan anemia serta komplikasi lainnya.

7. Penggunaan Mercury dalam Pengobatan

Mercury pernah digunakan untuk mengobati berbagai kondisi, termasuk sifilis. Namun, efek toksik dari mercury dapat menyebabkan kerusakan organ dan gangguan neurologis, menjadikannya lebih berbahaya daripada bermanfaat.

8. Kauterisasi untuk Mengobati Luka

Kauterisasi, atau pembakaran luka untuk menghentikan pendarahan, dulunya merupakan metode umum. Namun, metode ini dapat menyebabkan jaringan parut yang parah dan infeksi, serta rasa sakit yang berkepanjangan.

Meskipun beberapa praktik medis ini pernah dianggap sebagai inovasi, kemajuan dalam ilmu kedokteran telah menunjukkan bahwa banyak dari mereka lebih berisiko daripada memberikan manfaat. Penting bagi masyarakat untuk terus memperbarui pengetahuan tentang praktik medis dan memilih perawatan yang berbasis bukti untuk memastikan keselamatan dan kesehatan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *