livingformonday.com – Kata “boikot” berasal dari nama seorang pria Inggris bernama Kapten Charles Cunningham Boycott. Pada tahun 1880, Kapten Boycott bekerja sebagai pengelola tanah (land agent) untuk seorang tuan tanah kaya di County Mayo, Irlandia. Masa ketika ketegangan antara petani penyewa dan pemilik tanah kaya sedang memuncak.
Pada waktu itu, petani-petani Irlandia sedang berjuang untuk mendapatkan pengurangan sewa tanah karena gagal panen dan kesulitan ekonomi. Mereka bergabung dalam gerakan Liga Tanah Irlandia (Irish Land League), yang dipimpin oleh aktivis nasionalis Irlandia, Charles Stewart Parnell. Liga ini mendorong para petani untuk menuntut pengurangan sewa atau untuk berhenti membayar sewa jika tuan tanah menolak permintaan tersebut.
Kapten Boycott, yang mewakili tuan tanah, menolak permintaan pengurangan sewa dan malah mencoba mengusir para petani yang menunggak pembayaran. Sebagai tanggapan, Liga Tanah Irlandia memutuskan untuk mengambil tindakan yang tidak biasa. Alih-alih melakukan kekerasan, mereka menginstruksikan seluruh masyarakat di sekitar County Mayo untuk memutuskan semua hubungan dengan Kapten Boycott.
Orang-orang di sekitarnya berhenti bekerja di ladangnya, toko-toko menolak melayaninya, dan bahkan kantor pos menolak untuk mengirimkan surat-suratnya. Boycott menjadi terisolasi secara sosial dan ekonomis, sebuah tindakan yang pada akhirnya membuatnya terpaksa meninggalkan wilayah tersebut.
Penyebaran Istilah “Boikot”
Kisah tentang apa yang terjadi pada Kapten Boycott menjadi perhatian luas, dan media Inggris mulai menggunakan namanya sebagai kata untuk menggambarkan metode perlawanan pasif ini. Kata “boycott” kemudian diadopsi secara internasional untuk menggambarkan tindakan pemboikotan atau isolasi terhadap individu, perusahaan, atau negara yang dianggap berperilaku tidak etis.
Dalam waktu singkat, kata “boikot” mulai digunakan dalam berbagai konteks di seluruh dunia, dan hingga hari ini, istilah ini tetap menjadi alat yang kuat dalam aksi sosial dan politik, digunakan untuk mengekspresikan ketidaksetujuan dan menekan perubahan melalui isolasi sosial dan ekonomi.
Jadi, asal usul kata “boikot” adalah contoh menarik bagaimana nama seseorang dapat menjadi kata yang dikenal di seluruh dunia karena peristiwa sejarah yang signifikan.