livingformonday.com – Gua Belanda di Aceh Besar, Aceh, adalah situs bersejarah yang menyimpan jejak kelam masa kolonial Belanda dan perjuangan rakyat Aceh. Tersembunyi di balik vegetasi Desa Lhong, gua ini bukan sekadar formasi alam, melainkan bunker buatan yang sarat misteri dan cerita. Hingga April 2025, tempat ini tetap menjadi destinasi yang kurang dikenal, namun penuh daya tarik bagi pencinta sejarah dan petualangan.
Bunker ini dibangun Belanda pada awal abad ke-20, sekitar masa Perang Aceh (1873-1904), sebagai benteng pertahanan dan tempat persembunyian. Terletak sekitar 15 kilometer dari Banda Aceh, gua sepanjang 50 meter ini memiliki lorong-lorong sempit dengan tiga ruangan utama: pos jaga, ruang strategi, dan penyimpanan amunisi. Dindingnya yang dingin dan berlumut, ventilasi kecil, serta bekas peluru di sudut-sudut menjadi saksi bisu pertempuran sengit. Konon, gua ini juga digunakan untuk eksekusi rahasia terhadap pejuang Aceh, menambah aura misteriusnya. Nama “Gua Belanda” sendiri diberikan warga lokal sebagai pengingat keberadaan penjajah.
Akses ke gua cukup mudah—30 menit dari Banda Aceh dengan motor atau mobil, tanpa tiket masuk, hanya donasi sukarela untuk perawatan. Saat masuk, suasana gelap dan lembap langsung terasa, dengan cerita dari pemandu lokal tentang hantu tentara Belanda yang kabarnya masih bergentayangan. Bukti arkeologi seperti sisa logam dan tembok kokoh menunjukkan fungsinya sebagai pos militer strategis, kemungkinan dibangun untuk menghadapi serangan gerilya Cut Nyak Dhien dan pasukannya.
Gua Belanda adalah jendela ke masa lalu yang penuh intrik. Bagi yang haus akan sejarah dan misteri, tempat ini adalah harta karun tersembunyi yang wajib dijelajahi—Aceh punya lebih dari sekadar kisah!