livingformonday.com – Setiap tahun, langit Bali dipenuhi warna-warni layang-layang yang menari ditiup angin dalam Festival Layang-Layang Internasional. Acara ini, yang biasanya digelar di Pantai Padang Galak, Sanur, pada bulan Juli atau Agustus, bukan hanya kompetisi, tetapi juga perayaan budaya yang kaya makna. Layang-layang, atau “layangan” dalam bahasa lokal, telah menjadi bagian dari tradisi Bali selama berabad-abad, melambangkan hubungan manusia dengan alam dan spiritualitas.
Festival ini menarik peserta dari berbagai negara, seperti Jepang, Australia, dan Belanda, yang membawa desain layang-layang unik, mulai dari bentuk naga hingga tokoh mitologi Bali seperti Barong. Ada beberapa kategori kompetisi, seperti layang-layang tradisional (bebean, janggan, pecukan) dan layang-layang modern dengan desain inovatif. Setiap tim berlomba menunjukkan keahlian membuat dan menerbangkan layang-layang, sering kali diiringi musik gamelan yang meriah.
Selain menjadi hiburan visual, festival ini memiliki nilai budaya yang dalam. Dalam tradisi Bali, layang-layang dipercaya dapat mengusir roh jahat dan membawa keberuntungan bagi panen. Acara ini juga menjadi ajang pelestarian seni tradisional, sekaligus memperkenalkan kekayaan budaya Bali kepada wisatawan.
Bagi pengunjung, festival ini menawarkan pengalaman tak terlupakan: menyaksikan langit berwarna, menikmati kuliner lokal, dan berinteraksi dengan komunitas layang-layang. Namun, penting untuk menghormati aturan lokal dan menjaga kebersihan pantai selama acara. Festival Layang-Layang Internasional di Bali adalah bukti bahwa tradisi dan modernitas dapat bersatu, menciptakan momen yang memukau di bawah langit biru.